Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

3. Bersih Jasmani dan Rohani

Gambar
3. Bersih Jasmani dan Rohani NIAT baikku untuk mengajarkan ilmu agama kepada semua orang, menjadikanku harus bersikap lemah lembut dan bersahabat. Andai sikap seperti itu tak dikantongi oleh seorang pendidik, maka pemahaman mengenai agama tak akan tersampaikan kepada peserta didik. Materi ini terus aku pikirkan hingga terlelap. Dan seperti biasa, aku selalu terbangun tepat sebelum azan subuh dikumandangkan. Aktivitas  membersihkan diri pun selalu rutin aku laksanakan. Mandi yang bersih sudah pasti menjadi tujuan utamaku, karena aku tahu jikalau Islam adalah agama yang suci lagi mencintai kebersihan. Tidak hanya kebersihan hati, namun kebersihan badan serta pakaian juga wajib dimiliki setiap penganutnya. Karena dalam rangka mengabdikan diri kepadaNya, diperlukan jiwa yang suci serta raga yang bersih. Kebersihan raga dapat mempengaruhi kenyamanan seseorang dalam menjalankan ibadah. Bayangkan, ketika ada jamaah sholat fardhu yang kurang menjaga kebersihan tubu...

2- Antara Ilmu dan Kesia-siaan

Gambar
2- Antara Ilmu dan Kesia-siaan UNTUK apa punya ilmu kalau tak disebarkan pada orang lain? Sia-sialah ilmu yang didapat, karena hanya akan terkubur bersama jasad. Sejak kecil, kita semua pasti diajarkan kebaikan. Gurukah, ustadzkah, mu’allimkah namanya, yang pasti mereka akan mengajarkan si kecil tentang hikmah dan pembelajaran hidup.  Menjadi seorang guru bukan hanya sekadar profesi untuk menambah income di awal bulan. Lebih dari itu, guru adalah pembimbing seorang yang buta untuk berhasil menapaki lintas jalur hidup ini. Maka, pembelajaran berharga dari seorang guru sangat diharapkan sang murid sebagai bekal mereka berpetualang di rimba kehidupan ini. Saat masih kanak-kanak, aku pernah bertanya kepada Mamak yang sudah jelas profesinya adalah seorang guru, “Mak, kenapa Mamak mau jadi guru?” Tampak polos memang pertanyaan itu. Namun jawaban yang akan diberikan nanti akan menjadi patokanku mengapa seseorang berminat menjadi guru. Sambil tersenyum, Mamak ...

1. Makan bangku sekolahan?

1. MAKAN BANGKU SEKOLAHAN? BAGAIMANA mungkin seorang anak yang asalnya adalah orang tak mampu menginginkan kehidupan yang biasa-biasa saja, sementara orang lain di sekitarnya menginginkan hidup kaya raya? Setiap insan pasti memiliki orang yang paling berarti dalam hidupnya. Apakah itu Kakek, Nenek, orangtua, ataupun kekasih. Semuanya pasti memiliki memori dan kenangan tersendiri bagi tiap orang. Begitu juga dengan diriku. Di usia remaja saat ini, aku memiliki sosok yang sangat berarti dalam hidup. Ya, mereka adalah orangtuaku. Meskipun kehidupan kami dinilai sangat sederhana, tetapi mereka tetap mengajarkan anak-anaknya untuk selalu bersyukur atas apa yang telah dimiliki. Hikmah yang mereka ajarkan tentang kehidupan, menjadikan kami selalu bersemangat dalam meniti karir di masa yang akan datang. Dan ilmu agama yang selalu mereka tanamkan, menjadikan kami selau ingat akan tugas dan kewajiban kami selaku hamba-Nya. Di suatu sore, Ayah be...