3. Bersih Jasmani dan Rohani




3. Bersih Jasmani dan Rohani




NIAT baikku untuk mengajarkan ilmu agama kepada semua orang, menjadikanku harus bersikap lemah lembut dan bersahabat. Andai sikap seperti itu tak dikantongi oleh seorang pendidik, maka pemahaman mengenai agama tak akan tersampaikan kepada peserta didik.

Materi ini terus aku pikirkan hingga terlelap. Dan seperti biasa, aku selalu terbangun tepat sebelum azan subuh dikumandangkan. Aktivitas membersihkan diri pun selalu rutin aku laksanakan. Mandi yang bersih sudah pasti menjadi tujuan utamaku, karena aku tahu jikalau Islam adalah agama yang suci lagi mencintai kebersihan. Tidak hanya kebersihan hati, namun kebersihan badan serta pakaian juga wajib dimiliki setiap penganutnya. Karena dalam rangka mengabdikan diri kepadaNya, diperlukan jiwa yang suci serta raga yang bersih.

Kebersihan raga dapat mempengaruhi kenyamanan seseorang dalam menjalankan ibadah. Bayangkan, ketika ada jamaah sholat fardhu yang kurang menjaga kebersihan tubuhnya, saat mengucap “aamiin”, kemungkinan besar orang yang ada di sebelahnya akan terganggu. Apabila telah terganggu, maka berkuranglah kekhusyukan dalam menjalankan ibadah wajib tersebut.

Begitulah kiranya yang aku rasakan. Tampak seorang jamaah yang sungguh Islami dalam berpakaian hendak melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid. Dilihat dari gerak tubuhnya, tampaknya ia adalah seorang yang ahli ibadah. Ternyata benar, ia adalah seorang yang selalu mengerjakan sholat fardhunya secara berjamaah dan pastinya di awal waktu.

Sungguh kagum diriku dengan pria tersebut. Sampai terbersit di benakku ingin menjadi seperti orang yang ada di hadapanku ini. “InsyaAllah saya akan menjaga sholat fardhu saya di awal waktu dan berjamaah.” Kataku dengan yakin di dalam hati.

Sewaktu sholat subuh hendak dilaksanakan, semua bersiap untuk mengatur shoff (barisan). Dan tak disangka, orang yang aku kagumi tadi berdiri tepat di sebelah kiriku. Dengan tampang yang khusyuk, aku mencoba menjadi seperti dia. Namun ketika imam telah selesai membaca surah Al-Fatihah sebagai rukun sholat, semua jamaah pria akan serentak mengucap “aamiin.” Benar saja, saat mengucap kata tersebut, tercium aroma yang sungguh tak mengenakkan. Dan dapat dipastikan bahwa aroma tersebut berasal dari sebelah kiriku. Karena yang ada di sebelah kananku hanyalah dinding masjid berwarna putih.

“Wah, hendak pingsan rasanya.” Pikirku dalam hati.

Langsung pikiranku berkecamuk. Orang yang secara dzhahir terlihat apik, ternyata ia kurang menjaga kebersihan tubuhnya. Secara ruhaniyah, mungkin ia melebihi jamaah lain yang hadir di masjid kala itu. Namun secara badaniyah, “Denganku saja kalah, apalagi dengan para jamaah alim lainnya? Hehe.” Begitulah pikirku ba’da sholat subuh berjamaah.

Aku yakin, orang yang ada di sisi lain barisannya juga merasakan apa yang aku rasakan. Aroma napas menyengat yang sungguh mengganggu konsentrasi saat beribadah adalah kelalaian diri pribadi. Wajar bila manusia salah, karena manusialah tempatnya khilaf dan dosa.

“Tapi kalau khilafnya tiap hari gimana, ya? Astaghfirullah, istighfar, Akhyar!” Gumamku dalam hati.

Kita mungkin nyaman dengan keadaan diri pribadi, namun saat sholat berjamaah, kita dituntut untuk memikirkan orang lain karena kita tidak sholat sendiri. Artinya, bersihkanlah diri sebelum berangkat ke masjid. Jangan sampai orang lain terganggu akibat kelalaian diri.

Maka jadilah muslim yang bersih dalam segala hal. Kesucian rohani dan badani harus diseimbangkan. Jangan sampai keduanya timpang, rohani suci namun badani tidak, atau sebaliknya. Tentu ini adalah hal yang tak diharapkan oleh Islam selaku agama yang suci.
Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi diriku sendiri. Setidaknya, kalaupun tak sempat mandi saat hendak sholat subuh di masjid, sikatlah gigi atau bersiwaklah untuk menghilangkan plak-plak di gigi yang akhirnya mengeluarkan aroma tak sedap. Namun, alangkah lebih baik lagi mandi sesaat hendak melaksanakan sholat berjamaah. Agar terjamin kebersihan dan kenyamanan saat beribadah.

Komentar

  1. mantap kak, au gak aku bantu desain blognya jadi lebih menarik seperti web resmi?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

1. Makan bangku sekolahan?

2- Antara Ilmu dan Kesia-siaan